Bandung (KCJB).

“Dukungan ini sangat penting bagi PT KAI untuk menjalankan penugasan dari pemerintah, yaitu menyelesaikan proyek KCJB melalui PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) di tengah tantangan yang masih dilalui yakni pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir,” kata VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam keterangan tertulis pada Rabu, 3 Agustus 2022.

Dia mengatakan KAI berkomitmen untuk menuntaskan penugasan ini dengan menerapkan prinsip good corporate governance (GCG) guna memberikan layanan transportasi kereta cepat yang akan hadir pertama kali di Indonesia ini.

Joni mengklaim hadirnya Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menjadikan Indonesia dengan layanan kereta api cepat pertama di ASEAN.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan memberikan alternatif transportasi kepada masyarakat yang ingin bepergian dengan cepat, aman, dan nyaman diantara kedua wilayah tersebut.

Satu rangkaian KCJB terdiri dari delapan kereta dengan kapasitas sebanyak 601 pelanggan.

Adapun kelas pelayanannya terbagi menjadi VIP Class sebanyak 18 pelanggan, First Class sebanyak 28 pelanggan, dan Second Class sebanyak 555 pelanggan.

Tarif yang akan dikenakan berkisar antara Rp 250 ribu hingga Rp 350 ribu.

“Namun saat ini tarif tersebut masih terus dikaji dalam berbagai aspek,” ujarnya.

Kecepatan maksimal yang dapat ditempuh KCJB yaitu 350 km per jam dengan waktu tempuh Jakarta – Bandung atau sebaliknya yaitu 36 – 45 menit saja.

Dia mengatakan rancangan kereta cepat berjenis KCIC400AF terinspirasi dari satwa khas Indonesia yaitu komodo, dengan warna dominan merah dan putih.

Harapannya, identitas Indonesia langsung muncul saat melihat desain kereta tersebut.

Pada bagian interiornya, seperti di kursi terdapat sentuhan motif mega mendung khas Cirebon karena sebagian besar lintasan KCJB melintasi wilayah Jawa Barat.

Saat ini, progres investasi proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung telah mencapai 85 persen.

Sementara itu, progres fisiknya telah mencapai 76 persen.

KCJB akan beroperasi di jalur ganda sepanjang 142,3 km yang akan berhenti di empat stasiun yaitu Stasiun Halim (Jakarta), Karawang, Padalarang, dan Tegalluar (Bandung).

KAI melalui KCIC terus berupaya mempersiapkan KCJB semaksimal mungkin sehingga tes dinamis KCJB dapat dilakukan pada November 2022 bertepatan dengan penyelenggaraan Presidensi G20.

Adapun pembangunan kereta cepat masih menghadapi tantangan, khusus ya dari sisi pembengkakan biaya.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo mengatakan tengah mendiskusikan besaran pembengkakan biaya atau cost overrun proyek kereta cepat Jakarta-Bandung antara US$ 1,1-1,9 miliar.

Saat ini, kata dia, proyek itu secara bertahap tengah diaudit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan atau BPKP.

“Dalam pembahasan di Beijing kita mengusulkan proporsi tetap 25 (ekuitas): 75 pinjaman CDB (China Development Bank).

Di mana dari 25 persen tersebut, 60 persen adalah porsi ekuitas konsorsium Indonesia,” kata Kartika saat dihubungi pada Minggu, 31 Juli 2022.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *