Jakarta -Persoalan data impor beras kembali mencuat setelah Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan Indonesia sudah tidak lagi pernah impor beras sejak 3 tahun terakhir.

Namun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia masih mengimpor beras hingga data terakhir pada 2021.

Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan data impor beras yang dicatat BPS bukanlah beras konsumsi masyarakat pada umumnya, melainkan beras-beras yang diimpor untuk kebutuhan industri.

Karena itu, data yang ada tidak menyelisihi data Kepala Negara.

“Sebagian besar beras untuk industri,” kata Margo saat dihubungi, Senin, 15 Agustus 2022.

Berdasarkan data impor beras BPS menurut negara asal utamanya per 12 Agustus 2022, terlihat memang Indonesia masih impor beras dari berbagai negara.

Tapi, data impor beras BPS ini tidak merincikan jenis beras yang diimpor dan untuk keperluannya.

Data itu hanya mencatat, pada 2018 Indonesia mengimpor beras dari India sebanyak 337,99 ton, Thailand 795,60 ton, Vietnam 767,18 ton, Pakistan 310,9 ton, Myanmar 41,82 ribu ton, Jepang 0,2 ton, Cina 227,7 ton, dan lainnya 6,5 ton.

Totalnya pada tahun itu adalah 2,25 juta ton.

Selanjutnya, pada 2019 impor beras Indonesia dari India menyusut menjadi 7,97 ribu ton, Thailand 53,27 ribu ton, Vietnam 33,13 ribu ton, Pakistan 182,56 ribu ton, Myanmar 166,70 ribu ton, Jepang 90 ton, Cina 24,3 ton, dan lainnya 744,6 ton.

Totalnya pada tahun itu adalah 444,5 ribu ton.

Pada 2020, angka impornya kembali berubah, dari India sebangan 10,59 ribu ton, Thailand 88,59 ribu ton, Vietnam 88,71 ribu ton, Pakistan 110,51 ribu ton, Myanmar 57,84 ribu ton, Jepang 0,3 ton, Cina 23,8 ton, dan lainnya 0,3 ton.

Total pada tahun ini adalah 356,28 ribu ton impor beras.

Pada 2021, angkanya kembali merangkak naik yang diimpor dari India menjadi sebanyam 215,38 ribu ton, sedangkan dari Thailand 69,36 ribu ton, Vietnam 65,69 ribu ton, Pakistan 52,47 ribu ton, Myanmar 3,79 ribu ton, Jepang 230,3 ton, Cina 42,6 ton, dan lainnya 760,1 ton dengan total keseluruhan 407,74 ribu ton.

Ihwal pernyataan Presiden Jokowi yang mengatakan bahwa Indonesia sudah 3 tahun terkahir tak impor beras disampailan saat dia menerima penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) berkaitan dengan ketahanan pangan baik dan swasembada pangan kepada Indonesia.

Ia menjelaskan selama tiga tahun ke belakang Indonesia bisa konsisten produksi beras hingga 31,3 juta ton.

“Penghitungan oleh BPS stok kita di lapangan jumlahnya juga di akhir April 2022, tertinggi 10,2 juta ton.

Kalau ditanya barangnya ada di mana? Ada di masyarakat, di petani, di restoran-restoran, juga di Bulog plus beberapa di industri pangan,” ujar Jokowi di Istana Negara, Minggu, 14 Agustus 2022.

Jokowi menjelaskan terjaganya stok beras di Tanah Air merupakan hasil dari pembangunan infrastruktur penyokong pertanian sejak tahun 2015.

Hingga hari ini, Jokowi menyebut pemerintah telah berhasil membangun 4.500 embung, 1,1 juta jaringan irigasi, dan 61 bendungan yang akan selesai pada tahun 2024.

Selain itu, melimpahnya stok beras juga dihasilkan dari pemanfaatan varietas unggul padi, intensifikasi, serta ekstensifikasi.

“Semua itu memberikan sebuah hasil peningkatan produksi yang kita lihat sekarang ini,” kata Jokowi.

Selain beras, Jokowi menyebut pihaknya juga sedang mendorong peningkatan produksi komoditas sorgum hingga jagung.

Ia menyebut peningkatan kapasitas produksi berhasil membuat angka impor jagung menurun menjadi 800 ribu ton, dibandingkan tujuh tahun lalu yang mencapai 3,5 juta ton.

“Insya Allah kita tak impor beras lagi dalam 2-3 tahun mendatang, seperti beras yang sudah 3 tahun tidak impor,” kata Jokowi.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *