Mengenal Lebih Dekat Dengan Blue Carbon, Penyelamat Lingkungan Berbasis Blockchain

Apakah Anda pernah mendengar istilah “blue carbon”? Apa yang sebenarnya dimaksud dengan blue carbon, dan mengapa hal ini begitu penting untuk lingkungan? Dalam era ketika isu-isu lingkungan semakin mendesak untuk ditangani, pengetahuan tentang blue carbon menjadi semakin penting.

Blue carbon adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan karbon yang disimpan di ekosistem laut dan pesisir, seperti mangrove, padang lamun, dan hutan bakau. Ekosistem-ekosistem ini mampu menyerap dan menyimpan karbon jauh lebih efisien daripada hutan daratan, sehingga memainkan peran yang sangat penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan membantu mengatasi perubahan iklim.

Mengapa Blue Carbon Penting?

Pentingnya blue carbon tidak bisa diabaikan. Ekosistem-ekosistem pesisir seperti mangrove tidak hanya menyediakan habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna, tetapi juga berperan sebagai penyerap karbon yang sangat efisien. Menurut penelitian, meskipun hutan bakau hanya mencakup sekitar 0,7% dari total kawasan hutan di dunia, mereka mampu menyimpan sekitar 10% dari total karbon organik yang disimpan di ekosistem daratan.

Selain itu, ekosistem pesisir juga memiliki kemampuan untuk menyerap karbon dari udara dan menyimpannya dalam sedimen di bawah permukaan tanah atau laut. Hal ini menjadikan mereka sebagai alat yang sangat efektif dalam mengurangi kadar karbon di atmosfer dan mengurangi dampak perubahan iklim.

Dalam upaya untuk melindungi dan memanfaatkan potensi blue carbon, muncul sebuah inisiatif revolusioner yang bertujuan untuk membawa manfaat bagi lingkungan dan masyarakat secara luas. CXR BRI, singkatan dari Carbon X-change Rakyat, adalah inisiatif blockchain yang berkolaborasi dengan Bank Rakyat Indonesia untuk memfasilitasi perdagangan karbon di Indonesia.

Sebagai negara hutan tropis terbesar ketiga di dunia, Indonesia memiliki potensi untuk menyerap lebih dari 100 gigaton dari total emisi karbon dunia. Melalui platform CXR, mereka mendukung perdagangan karbon untuk memberdayakan petani, pemilik lahan, serta sektor pertambangan dan energi untuk bekerja secara sinergis dalam menjaga lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim.

Bagaimana Blue Carbon Bekerja?

Untuk memahami bagaimana blue carbon bekerja, mari kita ambil contoh hutan bakau. Hutan bakau, dengan akar yang kuat dan rapat, mampu menyimpan karbon dalam jumlah yang besar. Ketika karbon diserap oleh pohon bakau, itu disimpan dalam biomassa pohon itu sendiri, dalam tanah yang kaya akan sedimen organik, dan dalam ekosistem di sekitarnya.

Selain itu, padang lamun juga berperan penting dalam menyerap karbon. Meskipun padang lamun hanya mencakup sebagian kecil dari total luas lautan, mereka menyimpan karbon dalam jumlah yang luar biasa. Selama proses fotosintesis, padang lamun mengubah karbon dioksida menjadi oksigen, sementara karbon yang terserap disimpan dalam jaringan tanaman dan dalam sedimen di sekitarnya.

Namun, di tengah tantangan tersebut, juga terdapat peluang besar untuk memanfaatkan potensi blue carbon secara lebih efektif. Melalui inisiatif seperti yang dilakukan oleh CXR BRI, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya blue carbon serta mengembangkan solusi yang berkelanjutan untuk mengelola dan melindungi ekosistem pesisir.

Kesimpulan

Kita sudah memahami apa yang dimaksud dengan blue carbon. Dengan kemampuannya untuk menyerap karbon dalam jumlah yang besar, ekosistem pesisir seperti mangrove dan padang lamun memainkan peran yang sangat penting dalam mengurangi emisi karbon dan mengatasi perubahan iklim. Melalui inisiatif seperti CXR BRI, kita dapat memanfaatkan potensi blue carbon secara lebih efektif sambil memberdayakan masyarakat lokal dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Jadi, mari kita bersama-sama menjaga dan memanfaatkan blue carbon untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *